HAKIKAT Idul Fitri adalah perayaan kemenangan iman dan ilmu atas nafsu setelah melewati ujian selama bulan Ramadhan. Dengan menundukkan hawa nafsu, kita bisa kembali ke fitrah, yaitu keadaan suci sebagaimana manusia diciptakan.
Setiap manusia lahir dalam keadaan bersih, tanpa dosa maupun kesalahan. Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadis bahwa setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah, dan lingkungan, terutama orang tuanya, yang kemudian membentuk keyakinan serta kehidupannya, yaitu menjadikan Yahudi, Nasrani ata Majusi.
Idul Fitri juga dikenal dengan sebutan Lebaran. Kata “lebaran” berasal dari kata “lebar,” yang mengandung makna kelapangan hati. Di hari yang penuh berkah ini, kita diajak untuk memiliki kelapangan dada, baik dalam meminta maaf maupun memberi maaf kepada sesama.
Sebagai manusia, kita tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, Idul Fitri menjadi kesempatan untuk introspeksi diri dan memperbaiki hubungan, baik dengan Allah SWT (hablun minallah) maupun dengan sesama manusia (hablun minannas). Jika kedua hubungan ini selaras, maka kehidupan akan seimbang dan penuh kebaikan.
Di beberapa daerah, seperti Madura, Idul Fitri disebut “telasan,” yang berasal dari kata “telas” atau “habis.” Maknanya, di hari kemenangan ini, kita diharapkan menghabiskan dosa dan kesalahan melalui permohonan ampun dan saling memaafkan.
Namun, jangan sampai makna telasan bergeser menjadi sekadar momen untuk menghabiskan uang demi membeli pakaian baru atau makanan khas Lebaran. Yang lebih penting adalah merayakan Idul Fitri dengan hati yang bersih dan semangat memperbaiki diri.
Comments 1