DALAM hidup, kita sering kali terjebak dalam daya tarik dunia—baik itu penampilan, status, atau perasaan yang begitu menggebu. Namun, jika kita melihat kisah Nabi Yusuf AS dan Zulaikha, kita bisa belajar bahwa cinta sejati bukan hanya soal mengejar keinginan, tetapi juga tentang tetap teguh pada prinsip dan keimanan.
Nabi Yusuf AS adalah contoh luar biasa dalam menjaga diri dari godaan. Saat Zulaikha mencoba menggoda dan mengajaknya melakukan hal yang terlarang, beliau tetap tegar dalam keimanan.
Padahal, di situasi seperti itu, banyak orang mungkin akan tergoda. Tapi Nabi Yusuf memilih tetap berada di jalan yang benar, bahkan rela dipenjara daripada melanggar perintah Allah SWT.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“وَرَاوَدَتْهُ ٱلَّتِى هُوَ فِى بَيْتِهَا عَن نَّفْسِهِۦ وَغَلَّقَتِ ٱلْأَبْوَٰبَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۖ قَالَ مَعَاذَ ٱللَّهِ إِنَّهُۥ رَبِّىٓ أَحْسَنَ مَثْوَاىَ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّـٰلِمُونَ”
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Ia menutup pintu-pintu seraya berkata: ‘Marilah mendekat kepadaku.’ Yusuf berkata: ‘Aku berlindung kepada Allah, sesungguhnya Dia adalah Tuhanku yang telah memperlakukanku dengan baik. Sungguh, orang-orang zalim tidak akan beruntung.’” (QS. Yusuf: 23)
Dari sini, kita bisa memahami bahwa menahan diri dari hal yang tidak halal adalah bukti cinta yang lebih besar kepada Allah dibanding mengikuti keinginan sesaat.
Di sisi lain, Zulaikha awalnya begitu tergila-gila pada Nabi Yusuf. Ia berusaha dengan segala cara untuk mendapatkan cintanya, bahkan sampai menutup semua pintu agar Yusuf tidak bisa lari. Namun, Nabi Yusuf tetap menolak dan lebih memilih ketaatan kepada Allah.
Seiring waktu, Zulaikha mengalami perubahan. Ia menyadari bahwa cinta yang selama ini ia kejar hanyalah cinta duniawi yang tidak memberikan ketenangan. Akhirnya, ia mulai mendekatkan diri kepada Allah.
Menariknya, justru saat Zulaikha berhenti mengejar Yusuf dan lebih fokus mencari ridha Allah, Allah mempertemukan mereka dalam keadaan yang jauh lebih baik.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa jika kita terlalu sibuk mengejar cinta manusia dengan cara yang salah, kita bisa kehilangan segalanya. Tapi jika kita fokus mendekat kepada Allah, Dia akan memberikan yang terbaik—bahkan lebih dari yang kita bayangkan.