
Jakarta, 21 Oktober 2025 – Dalam upaya memperkuat literasi digital masyarakat, pengurus DPP LDII melakukan audiensi dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pada Selasa (21/10). Pertemuan ini membahas peluang kerja sama dalam pelatihan dan pengembangan kemampuan digital bagi warga LDII.
Kepala Pusat Pengembangan Literasi Digital Komdigi, Rizki Ameliah, menyatakan pihaknya menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menilai LDII memiliki komitmen besar dalam mendukung program pemerintah di bidang literasi digital. Rizki berharap kolaborasi ini tidak hanya berhenti pada pertemuan awal, tetapi berlanjut dalam bentuk kegiatan nyata seperti pelatihan berkelanjutan bagi warga LDII.
Menurut Rizki, pelatihan yang dirancang Komdigi nantinya akan berbasis praktik atau hands-on activity, sehingga peserta tidak hanya memahami teori tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan digital dalam kehidupan sehari-hari. “Kami ingin warga LDII benar-benar bisa mempraktikkan literasi digital, bukan sekadar mengetahui konsepnya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Rizki juga memperkenalkan kurikulum CABE, yaitu Cakap Digital, Aman Digital, Budaya Digital, dan Etika Digital. Melalui kurikulum ini, Komdigi mendorong masyarakat untuk lebih bijak dan beretika dalam beraktivitas di ruang digital. Ia menambahkan, kelompok perempuan dan anak-anak menjadi prioritas program karena rentan terhadap kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).
“Kami berharap melalui kerja sama dengan LDII, kasus KBGO bisa ditekan. Selain itu, kami juga mendorong penerapan Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak, atau yang dikenal dengan PP Tunas, untuk memperkuat perlindungan anak di dunia digital,” jelasnya.
Dari pihak LDII, Ketua DPP LDII Siti Nurannisa Parama Bhekti menyatakan apresiasi dan dukungan terhadap rencana kolaborasi tersebut. Menurutnya, program literasi digital dan kebijakan PP Tunas sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi keluarga di era modern. “Sebagai orang tua, kami menghadapi perubahan besar. Dulu kami tumbuh tanpa teknologi digital, tetapi sekarang harus mendampingi anak-anak di dunia yang serba digital,” ujarnya.
Siti menekankan pentingnya pendidikan digital yang berlandaskan nilai moral dan kebangsaan agar masyarakat bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi tanpa kehilangan jati diri. Ia menambahkan, LDII siap berperan aktif dalam menyebarkan literasi digital hingga ke tingkat keluarga dan sekolah. “Kami ingin memastikan setiap warga LDII memahami dan memanfaatkan teknologi secara positif, sambil tetap memegang nilai-nilai luhur bangsa,” imbuhnya.
Sebagai tindak lanjut, LDII mengundang Rizki Ameliah untuk menjadi pembicara dalam webinar keluarga bertema literasi digital yang akan digelar di Grand Ballroom Minhajurrosyidin, Jakarta, pada Sabtu (25/10/2025). Kegiatan tersebut akan berlangsung secara hybrid, diikuti 250 peserta secara langsung dan ribuan peserta daring dari seluruh Indonesia.








