• Home
  • Kontak
  • Tentang Kami
DPW LDII Provinsi Aceh
  • Home
  • Organisasi
    • Tentang LDII
  • Nasional
    LDII dan Ponpes Wali Barokah Terima Sapi dari Presiden dan Wapres, KH Aceng Karimullah Sampaikan Ini

    LDII dan Ponpes Wali Barokah Terima Sapi dari Presiden dan Wapres, KH Aceng Karimullah Sampaikan Ini

    Kolaborasi LDII dan Lemhannas Siapkan Pemimpin Masa Depan Cinta Tanah Air

    Kolaborasi LDII dan Lemhannas Siapkan Pemimpin Masa Depan Cinta Tanah Air

    LDII: Pancasila Adalah Berkah Bagi Semua Umat Beragama

    LDII: Pancasila Adalah Berkah Bagi Semua Umat Beragama

    LDII Banten Aktif Cegah Stunting, Diapresiasi Menteri Yandri

    LDII Banten Aktif Cegah Stunting, Diapresiasi Menteri Yandri

  • Daerah
    LDII Jaya Baru Tebar Kurban kepada Warga Sekitar

    LDII Jaya Baru Tebar Kurban kepada Warga Sekitar

    Idul Adha 1446 H, LDII Aceh Sembelih Ratusan Hewan Kurban

    Idul Adha 1446 H, LDII Aceh Sembelih Ratusan Hewan Kurban

    LDII Aceh Pantau 1 Dzulhijjah 1446 H di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang

    LDII Aceh Pantau 1 Dzulhijjah 1446 H di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang

    LDII Aceh Gelar Pengajian Generus: Bekali Ilmu Agama dan Etika Bermedia Sosial

    LDII Aceh Gelar Pengajian Generus: Bekali Ilmu Agama dan Etika Bermedia Sosial

  • Nasehat
    Dunia Didekap Akhirat Dilupakan

    Dunia Didekap Akhirat Dilupakan

    Jangan Sampai Keluargamu Terbakar di Neraka

    Jangan Sampai Keluargamu Terbakar di Neraka

    Dosa Sesama Manusia Menggerus Pahala

    Dosa Sesama Manusia Menggerus Pahala

    Menghindari Iri Hati, Dengki, dan Sombong

    Menghindari Iri Hati, Dengki, dan Sombong

  • Teknologi
    Jerat Digital di Era Modern

    Jerat Digital di Era Modern

    Anak yang Kecanduan Bermain Smartphone Bisa Mengalami Episode Psikotik

    Anak yang Kecanduan Bermain Smartphone Bisa Mengalami Episode Psikotik

    Google Luncurkan Fitur Google Meet AI, Bisa Tulis Notulen Rapat Otomatis

    Google Luncurkan Fitur Google Meet AI, Bisa Tulis Notulen Rapat Otomatis

    Waspada! Kenali Tanda-tanda Ponsel Disadap dan Cara Mengatasinya

    Waspada! Kenali Tanda-tanda Ponsel Disadap dan Cara Mengatasinya

    Generasi Penerus LDII Aceh Ikuti Pelatihan IT

    Generasi Penerus LDII Aceh Ikuti Pelatihan IT

  • Kesehatan
    Cegah Tulang Rapuh: Kenali Makanan Tinggi Vitamin D untuk Semua Usia

    Cegah Tulang Rapuh: Kenali Makanan Tinggi Vitamin D untuk Semua Usia

    Kunyit Bumbu Dapur yang Mungkin Bermanfaat untuk Kesehatan dan Depresi

    Kunyit Bumbu Dapur yang Mungkin Bermanfaat untuk Kesehatan dan Depresi

    5 Tips Mengatasi Penuaan dengan Pola Makan Sehat

    5 Tips Mengatasi Penuaan dengan Pola Makan Sehat

    Mempertahankan Berat Badan Sehat di Usia 50 Tahun, Lakukan Cara Sederhana Ini

    Mempertahankan Berat Badan Sehat di Usia 50 Tahun, Lakukan Cara Sederhana Ini

No Result
View All Result
  • Home
  • Organisasi
    • Tentang LDII
  • Nasional
    LDII dan Ponpes Wali Barokah Terima Sapi dari Presiden dan Wapres, KH Aceng Karimullah Sampaikan Ini

    LDII dan Ponpes Wali Barokah Terima Sapi dari Presiden dan Wapres, KH Aceng Karimullah Sampaikan Ini

    Kolaborasi LDII dan Lemhannas Siapkan Pemimpin Masa Depan Cinta Tanah Air

    Kolaborasi LDII dan Lemhannas Siapkan Pemimpin Masa Depan Cinta Tanah Air

    LDII: Pancasila Adalah Berkah Bagi Semua Umat Beragama

    LDII: Pancasila Adalah Berkah Bagi Semua Umat Beragama

    LDII Banten Aktif Cegah Stunting, Diapresiasi Menteri Yandri

    LDII Banten Aktif Cegah Stunting, Diapresiasi Menteri Yandri

  • Daerah
    LDII Jaya Baru Tebar Kurban kepada Warga Sekitar

    LDII Jaya Baru Tebar Kurban kepada Warga Sekitar

    Idul Adha 1446 H, LDII Aceh Sembelih Ratusan Hewan Kurban

    Idul Adha 1446 H, LDII Aceh Sembelih Ratusan Hewan Kurban

    LDII Aceh Pantau 1 Dzulhijjah 1446 H di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang

    LDII Aceh Pantau 1 Dzulhijjah 1446 H di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang

    LDII Aceh Gelar Pengajian Generus: Bekali Ilmu Agama dan Etika Bermedia Sosial

    LDII Aceh Gelar Pengajian Generus: Bekali Ilmu Agama dan Etika Bermedia Sosial

  • Nasehat
    Dunia Didekap Akhirat Dilupakan

    Dunia Didekap Akhirat Dilupakan

    Jangan Sampai Keluargamu Terbakar di Neraka

    Jangan Sampai Keluargamu Terbakar di Neraka

    Dosa Sesama Manusia Menggerus Pahala

    Dosa Sesama Manusia Menggerus Pahala

    Menghindari Iri Hati, Dengki, dan Sombong

    Menghindari Iri Hati, Dengki, dan Sombong

  • Teknologi
    Jerat Digital di Era Modern

    Jerat Digital di Era Modern

    Anak yang Kecanduan Bermain Smartphone Bisa Mengalami Episode Psikotik

    Anak yang Kecanduan Bermain Smartphone Bisa Mengalami Episode Psikotik

    Google Luncurkan Fitur Google Meet AI, Bisa Tulis Notulen Rapat Otomatis

    Google Luncurkan Fitur Google Meet AI, Bisa Tulis Notulen Rapat Otomatis

    Waspada! Kenali Tanda-tanda Ponsel Disadap dan Cara Mengatasinya

    Waspada! Kenali Tanda-tanda Ponsel Disadap dan Cara Mengatasinya

    Generasi Penerus LDII Aceh Ikuti Pelatihan IT

    Generasi Penerus LDII Aceh Ikuti Pelatihan IT

  • Kesehatan
    Cegah Tulang Rapuh: Kenali Makanan Tinggi Vitamin D untuk Semua Usia

    Cegah Tulang Rapuh: Kenali Makanan Tinggi Vitamin D untuk Semua Usia

    Kunyit Bumbu Dapur yang Mungkin Bermanfaat untuk Kesehatan dan Depresi

    Kunyit Bumbu Dapur yang Mungkin Bermanfaat untuk Kesehatan dan Depresi

    5 Tips Mengatasi Penuaan dengan Pola Makan Sehat

    5 Tips Mengatasi Penuaan dengan Pola Makan Sehat

    Mempertahankan Berat Badan Sehat di Usia 50 Tahun, Lakukan Cara Sederhana Ini

    Mempertahankan Berat Badan Sehat di Usia 50 Tahun, Lakukan Cara Sederhana Ini

No Result
View All Result
DPW LDII Provinsi Aceh
No Result
View All Result
Home Nasehat

Ketika Akal Terdiam di Hadapan Hikmah Haji

Mukmin by Mukmin
Mei 19, 2025
in Nasehat
0
0
VIEWS
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi yang mampu. Tapi, seiring berjalannya waktu, banyak yang menyadari bahwa "mampu" dalam konteks haji bukan hanya soal logika ekonomi atau kondisi fisik semata.
(Foto: Getty Images/iStockphoto/Aviator70)

Oleh: Achmad Mu’min

LDII Aceh – Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi yang mampu. Tapi, seiring berjalannya waktu, banyak yang menyadari bahwa “mampu” dalam konteks haji bukan hanya soal logika ekonomi atau kondisi fisik semata.

Banyak cerita beredar tentang orang-orang yang secara rasional tampak siap berangkat haji, uang cukup, fisik sehat, bahkan sudah mendaftar. Tapi entah kenapa, mereka tak kunjung berangkat. Sementara itu, ada pula yang secara logika tak memungkinkan, tapi justru diberi jalan mulus.

Fenomena ini menyadarkan kita bahwa haji adalah panggilan ilahi yang melampaui perhitungan manusia. Ada kekuatan tak terlihat yang menentukan siapa yang benar-benar “dipanggil” ke Baitullah.

Bila kita menyelami sejarahnya, haji erat kaitannya dengan ujian iman Nabi Ibrahim yang sangat sulit dipahami akal sehat. Ia meninggalkan istrinya, Hajar, dan anaknya, Ismail, di padang pasir yang gersang.

Secara logika manusia, tindakan Ibrahim seperti membahayakan nyawa keluarganya. Tapi dari sisi iman, itu adalah bentuk ketaatan mutlak kepada perintah Allah.

Di sinilah pelajaran pertama dari haji muncul bahwa iman sejati kadang menuntut kita untuk mengalahkan logika kita sendiri.

Hajar, dalam kondisi kehausan dan ketakutan, berlari-lari dari Shafa ke Marwah mencari air. Tindakan itu terlihat sia-sia. Tapi justru dari langkah yang nampak tak logis itu, air zamzam muncul sebagai karunia ilahi.

Tawaf mengelilingi Ka’bah pun bisa tampak aneh di mata akal. Apa gunanya berjalan memutar sebanyak tujuh kali mengelilingi sebuah bangunan? Tapi haji bukan soal penjelasan rasional, ia soal ketundukan total.

Begitu pula dengan lempar jumrah. Secara kasat mata, kita sedang melempar batu ke tiga pilar beton. Tapi secara makna, itu simbol perlawanan terhadap godaan syaitan.

Di setiap rukun dan rangkaian ibadah haji, kita diajak untuk menanggalkan logika dan membiarkan hati yang memimpin.

Bagi banyak orang, pengalaman haji adalah titik balik kehidupan. Bukan karena ada rumus tertentu yang mereka pelajari, tapi karena proses haji membuka ruang dalam diri untuk menerima hal-hal yang di luar jangkauan akal.

Banyak pula kisah nyata yang membuat kita merenung. Ada orang yang sehat walafiat, olahraga rutin, makan teratur tapi tiba-tiba drop saat menjalani haji.

Sebaliknya, ada orang yang menderita penyakit kronis, dan dokter bahkan melarangnya berangkat. Tapi sesampainya di tanah suci, ia justru sehat, kuat, dan mampu menyelesaikan seluruh rukun.

Bagaimana kita menjelaskan itu dengan akal? Nyaris mustahil. Maka haji mengajarkan bahwa hidup ini bukan sepenuhnya bisa dikontrol oleh rumus dan logika.

Dalam hal finansial pun begitu. Banyak yang merasa tidak akan mampu haji seumur hidup. Tapi tiba-tiba ada rezeki tak terduga, undangan haji, atau bantuan yang datang tanpa diminta.

Sebagian orang bahkan telah mengalokasikan dana haji bertahun-tahun. Namun selalu saja ada halangan yang membuat mereka tak kunjung berangkat. Rasanya seperti sudah sangat siap, tapi tetap saja belum dipanggil.

Maka, siap secara lahir bukan jaminan bahwa seseorang akan berangkat haji. Dan tidak siap secara lahir bukan berarti tertutup pintu ke tanah suci.

Ini menegaskan pelajaran besar dari haji bahwa segala sesuatu kembali kepada kehendak dan kuasa Allah, bukan semata usaha manusia.

Haji juga mengajarkan tentang kesetaraan dan penghapusan ego. Semua orang mengenakan pakaian ihram yang sama, tanpa hiasan dunia.

Secara sosial, ini adalah pelajaran luar biasa bahwa di hadapan Tuhan, semua manusia setara. Tapi secara logika dunia, manusia terbiasa membedakan derajat lewat harta, jabatan, dan status.

Maka, haji adalah momen mengikis ego dan melepaskan kelekatan kita pada identitas duniawi. Rasionalitas kita diuji untuk menerima bahwa kita ini sama rapuhnya di hadapan Tuhan.

Banyak jemaah haji yang pulang dengan kesadaran baru. Mereka merasakan keajaiban-keajaiban kecil di sana yang sulit dijelaskan, tapi sangat membekas.

Bahkan, sebagian mengaku bahwa proses haji lebih banyak mengandalkan rasa dibandingkan rencana. Banyak kejadian tak terduga yang justru membawa makna besar.

Ada yang tersesat dari rombongan, tapi justru bertemu seseorang yang membantunya dengan sangat tulus. Ada yang kehabisan bekal, tapi tiba-tiba mendapat makanan dari orang asing.

Semua ini memberi pelajaran bahwa dalam hidup, logika dan perencanaan penting, tapi tidak bisa menggantikan peran takdir dan keajaiban.

Haji juga menguji kesabaran secara ekstrem, antrian panjang, cuaca panas, keramaian, dan rasa lelah. Tapi justru dari situlah karakter dan ketangguhan jiwa terbentuk.

Kita sering mendewakan rasionalitas, seolah semua bisa dirancang dan dikendalikan. Tapi haji menunjukkan bahwa manusia harus tahu batas.

Di tanah suci, kita dihadapkan pada realitas bahwa tidak semua hal harus bisa dijelaskan. Ada hal-hal yang cukup untuk dijalani dan direnungi.

Justru dalam ketidaktahuan itulah, kita belajar tentang keikhlasan, ketawakkalan, dan hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan.

Maka, ibadah haji bukan sekadar perjalanan fisik menuju Ka’bah, tapi juga perjalanan spiritual menembus batas logika menuju ketundukan sejati. Di sanalah akal belajar untuk patuh, dan hati belajar untuk percaya.

0
ShareTweetSendShareScanShare
Previous Post

Kurban Bukan Sekadar Daging, Tapi Tanda Kesalehan dan Kepedulian

Next Post

Dinasehati? Bersyukurlah, Itu Bukti Allah Masih Sayang

Mukmin

Mukmin

Next Post
Dinasehati? Bersyukurlah, Itu Bukti Allah Masih Sayang

Dinasehati? Bersyukurlah, Itu Bukti Allah Masih Sayang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Home
  • Kontak
  • Tentang Kami
Kantor: Jl. Prada Utama, Lr. Kelapa No. 6, Banda Aceh Provinsi Aceh.

© 2022 Managed Ldii Aceh

No Result
View All Result
  • Home
  • Organisasi
    • Tentang LDII
  • Nasional
  • Daerah
  • Nasehat
  • Teknologi
  • Kesehatan

© 2022 Managed Ldii Aceh