MARI kita renungkan kembali kisah Nabi Yunus AS, seorang nabi yang pernah merasa kecewa dan memilih meninggalkan kaumnya karena mereka tak kunjung menerima dakwahnya. Ia pergi dalam keadaan marah, merasa lelah berjuang sendiri.
Namun, keputusannya itu justru membawanya pada ujian yang lebih berat. Nabi Yunus ditelan oleh seekor ikan besar dan terjebak dalam kegelapan perutnya. Tapi, dalam kondisi terendah itulah, ia berserah dan memohon ampun kepada Allah. Berkat kasih sayang-Nya, Allah menyelamatkan sang nabi (QS Al Qalam: 48-50).
Kisah ini menyimpan pelajaran penting betapa pun beratnya masalah hidup, seorang mukmin tak seharusnya kehilangan harapan. Putus asa dari rahmat Allah adalah sikap yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang tak beriman.
Lihat saja kisah Nabi Ya’qub AS, yang tetap tegar meski bertahun-tahun terpisah dari putranya, Nabi Yusuf. Meski anaknya pernah dibuang ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya dan lenyap tanpa kabar, Nabi Ya’qub tak pernah menyerah.
Dengan penuh keyakinan, beliau berkata kepada anak-anaknya, “Wahai anak-anakku, pergilah dan carilah kabar tentang Yusuf dan saudaranya. Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang kafir” (QS Yusuf: 87).
Jadi, apa yang bisa kita lakukan agar tetap kuat menghadapi cobaan hidup?
Pertama, jaga terus kualitas sholat kita. Sholat bukan hanya kewajiban, tapi juga penguat jiwa dan sumber ketenangan. Di luar itu, coba jalani hidup dengan nilai-nilai Islam dalam tindakan sehari-hari, seperti jujur, bersih, peduli, dan berbuat baik, khususnya kepada mereka yang kurang beruntung.
Kedua, tanamkan keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti diikuti dengan kemudahan. Allah sudah menegaskan ini dalam Al-Qur’an. Kuncinya adalah tetap berikhtiar, terus berusaha dengan maksimal, dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
“Siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya” (QS At-Talaq: 3).
“Cukuplah Allah sebagai pelindung” (QS An-Nisa: 81).
“Dan hanya kepada Allah orang-orang beriman bertawakal” (QS Ali Imran: 160).
Dan yang menenangkan hati, Allah ulangi dua kali dalam Surah Al-Insyirah:
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS Al-Insyirah: 5–6).