Sebuah penelitian baru yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Psychiatry mengungkapkan adanya hubungan antara kecanduan gadget pada anak-anak dan peningkatan risiko terjadinya episode psikotik di kemudian hari.
Penelitian ini menemukan bahwa remaja yang terlalu sering menggunakan ponsel pintar dan media sosial memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami delusi, halusinasi, dan “pemikiran yang aneh” saat mereka mencapai usia 23 tahun.
Meskipun penelitian ini tidak secara langsung membuktikan bahwa gadget adalah penyebab utama episode psikotik, para peneliti mengajukan beberapa kemungkinan penjelasan:
1. Kecanduan gadget dapat menjadi indikator masalah kesehatan mental yang mendasarinya. Anak-anak yang lebih rentan terhadap gangguan mental mungkin lebih cenderung menggunakan gadget sebagai pelarian atau cara untuk mengatasi masalah mereka.
2. Penggunaan gadget yang berlebihan berpotensi mengubah struktur dan fungsi otak. Paparan layar yang berkepanjangan dapat mengganggu perkembangan otak yang sehat, terutama pada anak-anak dan remaja yang otaknya masih dalam tahap pertumbuhan.
3. Kurangnya interaksi sosial akibat kecanduan gadget dapat menyebabkan isolasi sosial, yang pada gilirannya meningkatkan kerentanan terhadap masalah kesehatan mental.
Penting untuk diingat bahwa penelitian ini hanya menunjukkan adanya korelasi, bukan hubungan sebab-akibat.
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami secara mendalam hubungan kompleks antara penggunaan gadget, kesehatan mental, dan perkembangan otak pada anak-anak.
Menurut laporan dari Wion News, berikut beberapa langkah yang dapat diambil oleh orang tua untuk mengantisipasi risiko ini:
1. Batasi waktu layar.
Tetapkan batasan yang jelas terkait durasi waktu yang dihabiskan anak di depan layar, termasuk ponsel, tablet, dan televisi.
2. Dorong interaksi sosial.
Bantu anak-anak mengembangkan hubungan yang sehat dengan teman dan keluarga dengan mendorong mereka terlibat dalam kegiatan sosial secara langsung.
3. Perhatikan tanda-tanda peringatan.
Waspadai perubahan perilaku pada anak, seperti penarikan diri dari interaksi sosial, perubahan suasana hati, atau penurunan prestasi akademik.
4. Konsultasikan dengan ahli.
Jika Anda khawatir mengenai kesehatan mental anak Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau profesional kesehatan mental.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, orang tua dapat membantu anak-anak mereka membangun hubungan yang lebih sehat dengan teknologi dan mengurangi risiko masalah kesehatan mental di masa depan.