
Dalam hukum Islam zina adalah perbuatan yang dilarang, hina dan tercela yang harus dijauhi sejauh-jauhnya oleh setiap orang.
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS: Al-Isra:32).
Hal itu disampaikan Ustadz Ali Imron dalam Oase Hikmah di kanal Youtube LDII TV, Minggu (16/4).
Ali Imron menjelaskan, Allah telah memberikan jalan yang terbaik agar terhindar dari perbuatan zina yaitu dengan menikah.
وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ
Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan.
Menurutnya, menikah dengan siapa saja merupakan pilihan. Menikah dengan gadis atau janda, bahkan di zaman Rasulullah saw diperbolehkan menikah dengan budak.
“Yang penting tujuannya adalah agama kita terjaga, agar kita tidak melakukan pelanggaran,” kata Ali Imron.
Ali Imron melanjutkan, ada empat perkara dalam menikahi wanita yang kerap dipilih oleh seorang lelaki.
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita itu dinikahi karena empat hal. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Namun dari empat itu paling utama yang harus jadi perhatian adalah masalah agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat.” (HR. Bukhari Muslim).
Ia menjelaskan, kecantikan merupakan perkara pertama yang dipilih dari seorang wanita yang ingin dijadikan pasangan hidup.
“Yang kedua, karena hartanya, yang mungkin bagi perempuan ingin mencari pria yang sudah mapan, punya pekerjaan, syukur-syukur yang punya kepribadian, punya mobil pribadi, punya rumah pribadi,” katanya.
Yang ketiga, lanjut Ali Imron, karena nasabnya berasal dari keturunan dan keluarga yang baik. Dan yang keempat karena agamanya.
Ia menjelaskan, Rasulullah saw menyarankan agar dalam memilih pasangan hidup karena agamanya yang akan membawa pada keberuntungan.
“Utamakan karena agamanya, karena memang kita menikah itu, niat atau tujuannya adalah untuk menjaga agama dan mencari pasangan yang bisa bersama-sama untuk meraih ridha Allah yaitu ingin masuk surga selamat dari neraka,” jelasnya.
Maka sejak awal, katanya, dalam memilih pasangan harus meniatkan diri untuk mencari jodoh yang solih dan solihat.
“Dan jangan khawatir, saya belum siap, karena janji Allah, kalau kamu fakir Allah akan memberikan kamu kekayaan, saya mau menikah tapi nunggu kaya, kapan kayanya, saya mau nikah tapi nunggu mapan, kapan mapannya, tapi yang penting nikah dulu,” tegasnya.
اِلْتَمِسُوا الرزق فِي النِّكَاحِ
“Carilah rezeki dengan menikah.” (Ibnu Addailami).
Ali Imron menambahkan, dalam memilih jodoh sebaiknya mengikuti perintah Rasulullah saw yakni mencari pasangan karena agamanya.
“Ada tiga hal yang harus diusahakan, yang pertama yaitu rezeki, yang kedua kematian, kalau kita ingin sukses jadi orang kaya, harus bekerja, meskipun sudah ada qodar kaya dan miskin. Kematian, memang semua orang ada qodar mati, tapi kalau kita sakit harus berusaha sehat. Begitu juga dengan jodoh sudah ada qodarnya masing-masing, kalau kita ingin segera mendapat jodoh, ya harus berusaha untuk mendapatkannya,” tutupnya.