
Rasa sedih menyelimuti hati umat Islam setelah berpisah dengan Ramadhan. Bulan yang penuh berkah baru saja meninggalkan kita. Saat ini hanya bisa berdoa dan berharap semoga ibadah dan amal soleh yang kita kerjakan diterima dan dibalas pahala serta dipertemukan kembali dengan Ramadhan mendatang.
Hasil dari puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan akan bisa dilihat pada 11 bulan berikutnya. Oleh karena itu, seorang Muslim harus berupaya untuk selalu konsisten dalam beribadah kepada Allah meski
di luar bulan Ramadhan.
Konsistensi ibadah seseorang haruslah dipraktekan melalui ibadah-ibadah rutin sehari-hari. Jika di bulan Ramadhan kita bisa menahan lapar dan haus dengan niat mencari pahala dan karena iman, maka konsisten dalam beribadah bisa dilanjutkan, misal, dengan berpuasa sunnah 6 hari pada bulan Syawal.
Rasulullah saw bersabda bahwa puasa 6 hari nilai pahalanya sama seperti puasa setahun.
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh” (HR Muslim).
Kemudian, saat Ramadhan ibadah shalat wajib dilaksanakan dengan tertib pada waktunya, ditambah lagi dengan meningkatnya amalan sunnah seperti, shalat malam dan sunnah lainnya. Maka, konsistensi
dalam beribadah bisa kita teruskan dengan berupaya mempertahankan bahkan meningkatkan lagi amalan-amalan sunnahnya.
Kegemaran dalam membaca Alquran semakin meningkat sehingga mampu mengkhatamkan satu atau dua kali saat Ramadhan. Itu bisa mengumpulkan kebaikan pahala yang begitu besar jika konsistensi dalam membaca kalam Allah tersebut dilanjutkan di luar Ramadhan.
Selain itu, senang dalam berbagi kepada sesama saat Ramadhan. Harta dibagikan untuk menyantuni anak yatim, zakat, berbagi takjil dan sedekah lainnya. Maka, sifat mulia dan pemurah hati ini jangan sampai hilang seiring dengan berakhirnya Ramadhan.
Puasa Ramadhan bisa membuat anggota badan kita berpuasa dengan menahan diri dari perbuatan maksiat, adu domba, ghibah, menyebar hoaks dan penyakit hati lainnya. Maka, di luar Ramadhan kita harus lebih mampu dalam membersihkan dan menjaga hati dari perbuatan buruk tersebut agar kehidupan sosial kita menjadi semakin rukun.
Dari puasa Ramadhan kita mendapatkan pelajaran untuk selalu bersabar dan menahan godaan hawa nafsu duniawi. Sudah seharusnya ketaqwaan yang didapatkan dari berpuasa bisa membekas dan memancar dalam kehidupan kita pada bulan-bulan selain Ramadhan.