
Banda Aceh – Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indoneisa (DPW LDII) Provinsi Aceh mengikuti dan menyaksikan acara penandatanganan MoU kerjasama DPP LDII dan BSI secara virtual di studio LDII Aceh, Lamgugob, Banda Aceh, Kamis (17/2).
Dalam kesempatan itu, sambutan Wakil Direktur Utama BSI, Ngatari menyampaikan potensi bisnis dalam kerjasama MoU LDII dengan BSI.
“Potensi kerjasama tersebut meliputi rekening, digitalisasi masjid, BSI smart agent, UB LDII, pembiayaan consumer, usaha-usaha LDII dan anggotanya,” katanya.
Ia menjelaskan BSI merupakan bank syariah yang berdiri atas gabungan dari tiga bank syariah milik BUMN, yaitu Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BNI Syariah Tbk.
“Penggabungan dari tiga bank syariah ini bertujuan untuk pengotimalan ekonomi syariah di Indonesia,” jelasnya.
Meski baru beroprasi selama satu tahun, BSI memiliki kinerja cemerlang yang ditandai dengan menjadi bank peringkat ketujuh dengan aset terbesar di Tanah Air yaitu mencapai Rp251 triliun.
“Pun demikian dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), peringkat BSI ada di urutan yang sama dengan nilai mencapai Rp219 triliun,” ujarnya.
Ngatari menyebutkan dalam kerjasama ini, BSI berkomitmen untuk menjadi sahabat sosial, finansial, dan spiritual bagi LDII.
“Antara lain ditandai dengan membantu dan mendukung kegiatan usaha serta mampu memberi solusi keuangan syariah kepada organisasi LDII dan seluruh anggotanya sehingga tercipta hubungan yang berkelanjutan,” ucapnya.
Ketua DPP LDII, Ir. KH. Chriswanto Santoso, M.Si., mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih yang sedalam-dalamnya atas kerjasama yang dilakukan LDII dengan BSI.
“Saya berharap kerjasama ini bisa saling menguntungkan, saling menguatkan guna bersama-sama membangun perkembangan ekosistem keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia,” katanya.
Menanggapi kerjasama tersebut, Ketua DPW LDII Aceh Marzuki, S.Ag, MH mengatakan, LDII Aceh menyambut baik kerjasama antara DPP LDII dengan BSI.
“Saya berharap hasil kerja sama tingkat nasional ini akan turut dirasakan hingga ke tingkat daerah,” katanya.
“Dan tidak hanya menjadi silence MoU namun bisa menghasilkan kegiatan yang kolaboratif, inovatif, kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak,” tandasnya. (m)